Sudah hampir dua minggu pengumuman hasil UKA 2012 diumumkan. Ada berbagai perasaan yang ada pada setiap guru yang mengikuti test UKA. Bagi mereka yang lulus tentu merasa senang meskipun masih harus mengikuti proses berikutnya. Sementara yang tidak lulus tentu merasa kecewa, galau dan tak sedikit juga yang frustasi. Wajar karena proses untuk mendapatkan tunjangan sertifikasi tentu mesti tertunda dahulu. Bahkan bisa jadi malah hilang kesempatan.

Ada banyak ekpressi kekecewaan yang ditunjukkan oleh mereka yang tidak lulus  UKA. Ada yang biasa-biasa saja menanggapinya. Namun ada pula yang menggalang aksi untuk menolak hasil UKA sertifikasi guru 2012. Misalnya seperti yang dilakukan oleh guru-guru di Bandar Lampung yang mengajukan penolakan akan hasil UKA yang telah diumumkan tersebut. Dan barangkali hal yang sama dilakukan di daerah lain.


Namun apapun ungkapan kekecewaan mereka, semestinya semua itu menjadi koreksi akan kemampuan guru-guru itu sendiri. Artinya ada hal-hal yang mestinya menjadi pertimbangan bagi pemerintah selaku pemberi tunjangan dan guru-guru sebagai penerima dan pelaksana kebijakan. Dengan adanya guru yang tidak lulus ujian kompetensi, maka menjadi gambaran akan kualitas tenaga pendidik yang ada di negeri ini. Apalagi banyak diantara mereka yang tidak lulus merupakan tenaga pendidik di tingkat sekolah dasar. Level pendidikan yang merupakan titik awal paling penting untuk  menciptakan siswa siswi yang berkualitas untuk jenjang berikutnya.

Namun terlepas dari semua itu, sesungguhnya ada penyebab yang bisa dijadikan alasan mengapa banyak guru tidak lulus ujian kompetensi awal (UKA). Dan berikut ini adalah beberapa faktor yang menjadi  penyebab kegagalan tersebut :
  • Sumber daya manusia guru itu sendiri. Bukan rahasia lagi bahwa banyak guru yang memiliki kemampuan sumber daya manusia yang terbatas. Kurangnya kemampuan tersebut bisa disebabkan oleh faktor usia yang sudah mendekati masa pensiun atau faktor rendahnya kemampuan akan penggunaan media teknologi. Banyak diantara mereka yang sudah tidak sanggup lagi untuk menyelesaikan ujian dengan soal yang cukup banyak. Sehingga untuk memahami soal yang ada saja cukup merepotkan. Maka tak heran ketika banyak guru yang bingung dengan jawaban untuk soal yang diujikan. Khususnya mereka yang mengajar di kelas 1,2 dan 3 atau kelas kecil. Walaupun pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional sudah memberikan kisi-kisi akan apa yang diujikan, namun hanya sedikit diantara mereka yang bisa memperoleh kisi-kisi UKA tersebut. Hal ini wajar karena banyak diantara para guru tersebut yang tidak melek dengan internet. Sehingga informasi penting yang tersedia jarang mereka dapatkan. Dan  berujung pada tidak adanya  gambaran mengenai materi apa yang akan diujikan.
  • Adanya unsur menyepelekan UKA. Banyak diantara guru yang menganggap ujian kompetensi awal hanyalah sebagi formalitas saja. Mereka sudah merasa yakin bisa lulus karena mereka sudah mengisi berkas A1. Berkas A1 adalah berkas yang diberikan kepada mereka yang akan mengikuti PLPG. Hal inilah yang menyebabkan mereka tidak serius dan hanya sekedarnya saja dalam mengerjakan ujian kompetensi awal. Maka tentu hasilnya pun mengecewakan. 
  • Materi soal yang dianggap sulit. Bagi mereka guru yang mengajar di tingkat menegah pertama maupun atas tentu tidak banyak mengalami kesulitan dalam menjawab soal yang diujikan. Karena materi yang diujikan adalah materi yang biasa mereka ajarkan pada anak didik mereka. Namun hal ini berbeda pada mereka yang mengajar di kelas kecil atau kelas bawah. Karena banyak diantara guru kelas kecil seperti kelas satu, dua dan tiga tersebut yang tidak mengajarkan materi yang diujikan dan diberikan dalam kisi kisi UKA. Padahal sebagian besar materi yang diujikan adalah materi yang diajarkan pada kelas empat, lima dan enam. Artinya banyak diantara mereka yang tidak begitu menguasai dengan materi soal yang diujikan. Karena materi tersebut belum mereka ajarkan di kelas kecil. Inilah yang menjadi faktor utama banyaknya guru SD yang tidak lulus UKA. 
  • Faktor keberuntungan. Terlepas dari semua faktor diatas, ada faktor yang menjadi penentu yaitu faktor keberuntungan. Artinya ada diantara mereka yang belum mendapatkan keberuntungan padahal usaha sudah maksimal. Seperti kawan saya yang menjadi pengawas ruangan di tempat istrinya mengerjakan test. Tentu bantuan jawaban pun sudah diberikan. Dengan harapan hasil kelulusan akan lebih terbuka. Namun apa daya karena justru di ruangan tersebut istrinya malah salah satu yang tidak lulus UKA. Padahal peserta lain yang memiliki kemampuan di bawahnya malah lulus. Maka tentu kita hanya bisa berkata bahwa keberuntungan belum memihaknya. Walaupun usaha sudah maksimal.
Tidak salah tentunya tujuan pemerintah membuat aturan lebih ketat terhadap para guru yang akan mendapatkan tunjangan sertifikasi. Dimana salah satunya adalah melalui test ujian kompetensi awal. Namun tentu kurang bijak ketika para guru yang sudah memiliki hak untuk mendapatkan tunjangan sertifikasi yang semestinya mereka dapatkan masih dipersulit hak mereka. Apalagi bagi mereka yang sudah lama mengabdi menjadi guru. Karena tentu mereka akan sulit bersaing dengan mereka para guru yang masih berusia muda. Bahkan bisa dikatakan murid mereka. Tentu perlu dipertimbangkan lagi kebijakan untuk memperketat pemberian tunjangan sertifikasi bagi para guru melalui ujian kompetensi awal (UKA). Agar hasil yang diinginkan merupakan hasil yang terbaik untuk semua. Sehingga tidak ada pihak yang merasa terdzolimi.

Comments

11 Responses to “Mengapa Guru Tidak Lulus Ujian Kompetensi Awal (UKA)?”

  1. Unknown on 5 April 2012 pukul 16.56

    haduh kasiannya
    tapi kenapa harus demo yah, itukan malah menurunkan derajat beliau beliau sebagai guru
    toh itu semua bukan murni kesalahan dari pihak penyelenggara

    sebaiknya koreksi diri, itu hal yang lebih baik

  2. Ruangtulis on 5 April 2012 pukul 17.19

    mungkin maksudnya biar enggak terlihat kekurangan mereka...

  3. Anonim on 5 April 2012 pukul 23.14

    Guru sudah menghasilkan banyak orang sukses...namun bukan berarti harus diganti dengan materi semua...tetaplah tulus wahai para guru...karena tak semua siswa kalian orang mampu.

  4. Anonim on 5 April 2012 pukul 23.15

    setuju..guru tak boleh dikasihani apalagi mengemis...tetaplah menjadi pendidik yang terpuji.

  5. Unknown on 5 April 2012 pukul 23.17

    setuju...tetaplah seorang guru menjadi pendidik yang terpuji...bagi siswa-siswanya.

  6. coment on 7 April 2012 pukul 06.27

    Sekalipun masih banyak guru yang tidak lulus buat sya itu merupakan sebuah keberuntungan karena tuhan sudah mengatur itu semua walaupun guru guru yang tidak lulus sudah berusaha seaksimal mungkin.tapi bukan berarti yang tidak lulus tidak berkompetensi toch menurut sya yang lulus juga banyak yang tidak berkompetensi kok..! cma syang guru yang sudah sertifikasi saja banyak yang belum menguasai teknologi.

  7. coment on 7 April 2012 pukul 06.28

    Sekalipun masih banyak guru yang tidak lulus buat sya itu merupakan sebuah keberuntungan karena tuhan sudah mengatur itu semua walaupun guru guru yang tidak lulus sudah berusaha seaksimal mungkin.tapi bukan berarti yang tidak lulus tidak berkompetensi toch menurut sya yang lulus juga banyak yang tidak berkompetensi kok..! cma syang guru yang sudah sertifikasi saja banyak yang belum menguasai teknologi.

  8. coment on 7 April 2012 pukul 06.28

    Sekalipun masih banyak guru yang tidak lulus buat sya itu merupakan sebuah keberuntungan karena tuhan sudah mengatur itu semua walaupun guru guru yang tidak lulus sudah berusaha seaksimal mungkin.tapi bukan berarti yang tidak lulus tidak berkompetensi toch menurut sya yang lulus juga banyak yang tidak berkompetensi kok..! cma syang guru yang sudah sertifikasi saja banyak yang belum menguasai teknologi.

  9. Unknown on 8 April 2012 pukul 04.56

    Benar, justru ada banyak guru yang berkualitas tapi tidak lulus UKA. Dimana letak salahnya? keberuntungan yang belum memihaknya...

  10. tasa on 20 April 2012 pukul 02.40

    pemerintah berpijak tdk adil utk guru. keapa baru th 2012 dibuat tes uka, th sebelumnya paru guru mulus saja mendapatkan sertifikasi melalui pola portopolio. maka para guru yg tdk lulus UKA kemaren agar diberi kesempatan utk ikut PLPG dlm th ini jg 2012. biar dapat merasakan sedikit sertivikasi sambil menunggu pansiun 2 th lagi, kasihan guru kamu yg sdh berbakti dlm menverdaskan anak bangsa,termasuk kamu yg sdh menjadi pejabat. guru kamu sgalanya sdh lemah ....... mohon perhatian...... bantuan anak-anak didiknya.

  11. Unknown on 20 April 2012 pukul 04.08

    Benar banyak guru yang justru menjadi korban kebijakan pemerintah yang berubah-ubah dan tidak adil.