Nabi Yusuf merupakan nabi yang menjadi manusia paling tampan di dunia. Ketampanannya begitu menggoda. Hingga wanita yang menyaksikannya begitu terpesona hinga lupa daratan. Begitu dahsyatnya ketampanan beliau sehingga sanggup menyihir begitu banyak wanita saat itu. Digambarkan saat menyaksikan Nabi Yusuf, para wanita itu sampai tidak sadar memotong jari jari tangan mereka. Padahal seharusnya buah mangga yang mereka kupas. Suatu hal yang belum sampai terjadi pada wanita kala melihat idola mereka saat ini. Seganteng dan secantik apapun idolanya.
Sungguh di balik kisah tragis beliau, keistimewaan beliau dan kisah menarik beliau ada pelajaran yang sangat berharga yang pantas kita renungkan. Dan tentunya akan menjadi nasihat bijak untuk menjalani kehidupan kita.
Nabi Yusuf merupakan anak yang sangat di sayang oleh ayahnya nabi Yakub. Maka seharusnya kehidupan beliau dipenuhi dengan kesenangan dan kebahagiaan. Akan tetapi justru itulah ia mengalami nasib tragis, dimasukkan ke dalam sumur di tengah padang pasir oleh saudaranya.
Kemudian saat beliau berada di dalam sumur, semestinya beliau mengalami penderitaan dan kesengsaraan. Akan tetapi justru di sinilah awal kebahagiaan beliau. Karena beliau diselamatkan dan diangkat menjadi anak oleh seorang penguasa Mesir saat itu. Sehingga tentu kehidupan beliau dipenuhi dengan kehidupan yang serba berkecukupan. Baik harta, kasih sayang maupun status sosial.
Kemudian , kehidupan beliau yang serba berkecukupan seharusnya membawa kebahagiaan. Namun justru tragis karena beliau harus mendekam di penjara akibat tidak mau menuruti nafsu istri penguasa yang sekaligus ibu angkatnya Siti Zulaekha.
Dan terakhir, kehidupan penjara yang seharusnya menjadikan kehidupan seseorang sengsara, justru menjadikan Nabi Yusuf mengalami kebahagiaan. Karena penjara membuatnya bisa menjadi bendahara istana dan dipertemukan kembali dengan keluarga beliau. Dan hidup bahagia selamanya.
Terlepas dari status beliau sebagai seorang nabi, sungguh ada pelajaran berharga yang kita dapat dari kisah beliau. Pelajaran itu adalah bahwa kebahagiaan yang seseorang rasakan belum tentu membawa kebahagiaan selamanya. Dan sebaliknya, kesengsaraan dan kesedihan yang dirasakan seseorang, belum tentu menjadikannya menderita terus menerus. Karena akan ada kebahagiaan di balik kesusahan itu.
Lihatlah di sekitar kita. Berapa banyak mereka yang kaya namun berakhir dengan kisah tragis. Ada yang masuk bui, hingga mati bunuh diri. Sebaliknya, kemiskinan, penderitaan, dan kesedihan justru membawa seseorang hidup bahagia. Maka rasanya tak pantas kalau kita selalu berprasangka buruk kepada Allah SWT. Karena sesungguhnya kepahitan yang yang kita rasakan pasti akan diganti dengan kebahagiaan. Tergantung sejauh mana kita berprasangka baik kepada Nya. Janganlah menilai nikmat Allah hanya dari luarnya. Allahua'lam bissawab.
No Responses to “Mengambil Pelajaran Dari Kisah Nabi Yusuf”
Posting Komentar