Mengantre merupakan pemandangan yang biasa kita temukan saat ini. Pemandangan ini bukan lagi sesuatu yang aneh kita lihat baik di kota besar maupun kota kecil. Terlebih lagi pada fasilitas yang menjadi sarana utama bagi kepentingan masyarakat. Maka tak heran jika antrian bisa sampai panjang mengular. Dan bisa  memakan waktu yang sampai berjam-jam dan begitu melelahkan. 

Bagi mereka yang ingin kebutuhan dan keperluannya selesai, tentu tak akan ambil pusing untuk masuk dalam sebuah antrean. Karena yang terpenting adalah urusan mereka dapat segera terselesaikan dengan baik. Apalagi kalau biaya yang dikeluarkan memang relatif lebih kecil dibanding bila menggunakan jasa orang lain.  Maka tak heran bila mereka rela untuk menghabiskan tenaga, waktu, bahkan kesabaran meskipun harus terjebak dalam antrean yang begitu melelahkan. Namun demikian biasanya ada saja hal-hal yang membuat hati menjadi kesal dan kecewa  saat mengantre. Berikut ini adalah hal-hal yang bisa memicunya :

Saat ini PLPG menjadi pilihan utama bagi para guru yang ingin mendapatkan sertifikat sertifikasi. Hal ini dianggap jauh lebih menguntungkan dan juga lebih aman untuk menghindari praktek kecurangan dari pada mereka yang memilih jalur portopolio. Keuntungan yang bisa didapatkan oleh para guru peserta PLPG adalah ilmu dan pengalaman baru yang mereka dapatkan selama mengikuti PLPG. Karena disana mereka akan diberikan berbagai macam metode pembelajaran serta hal-hal yang berkaitan dengan dunia pendidikan.

Namun demikian ada sebagian guru yang merasa khawatir dengan PLPG. Hal ini dirasakan terutama bagi mereka para guru yang telah berusia tua. Wajar karena tentu kemampuan fisik serta berfikir sedikit menurun. Sementara kegiatan yang wajib diikuti selama proses PLPG begitu padat. Tak heran banyak diantara para peserta yang mengalami sakit atau pun stress karena banyaknya tugas yang harus mereka kerjakan. Belum lagi jadwal materi yang begitu padat selama 9 hari. 

Perayaan kelulusan merupakan hal yang menjadi tradisi pada mereka yang telah menyelesaikan  ujian nasional. Biasanya perayaan ini dirayakan secara bersama-sama oleh para siswa setelah pengumuman kelulusan diumumkan.  Tentu saja hal ini dilakukan sebagai rasa suka cita atas keberhasilan yang mereka dapatkan. Wajar saja karena sekian lama para siswa tersebut harus berjuang dan belajar dengan giat agar bisa lulus Ujian Nasional. Hal yang memang tidak mudah untuk dilakukan terlebih pada mereka yang terbatas kemampuannya. Maka tentu ada begitu perasaan gembira saat mereka berhasil lulus Ujian Nasional.

Ada beberapa ekspresi emosional yang diluapkan sebagai bentuk perayaan kelulusan. Ada yang merayakannya dengan sujud syukur bersama-sama, makan bersama, berlari-lari dilingkungan sekolah, mencoret-coret baju seragam, hingga melakukan konvoi kendaraan dijalan raya. Namun tak sedikit pula yang melakukan perayaan dalam bentuk kegiatan yang negatif. Banyak diantara para siswa tersebut yang merayakan kelulusan dengan minum-minuman keras, mengkonsumsi narkoba, mengganggu ketertiban umum dan hal-hal negatif lainnya.

Sudah menjadi naluri alamiah bahwa sesuatu yang berhubungan dengan sex merupakan hal yang menarik dan asyik untuk diketahui para remaja. Wajar karena pada masa ini baik laki-laki maupun perempuan sudah mulai merasakan sensasi organ intim mereka. Misalnya mimpi basah yang dialami laki-laki maupun haid yang dialami perempuan. Artinya keingintahuan untuk mengenal lebih jauh dan merasakan sensasi organ sexual akan semakin besar dan menggelora. Sehingga tak sedikit yang menyalurkan perasaan mereka pada proses hubungan pacar. 

Sayangnya banyak yang salah kaprah dalam memaknai makna cinta pada proses hubungan pacar. Salah satunya adalah anggapan bahwa hubungan sexual merupakan bentuk ekpresi dari perasaan cinta. Sehingga banyak pasangan remaja yang berani untuk melakukan hubungan sexual yang seharusnya hanya dilakukan saat mereka telah menikah. Dan dalam hal ini, para laki-laki lah yang banyak berperan untuk mengajak pasangan perempuannya mau atau terpaksa melakukan hubungan yang masih terlarang tersebut. Namun demikian banyak perempuan yang kurang menyadari modus yang laki-laki lakukan dalam menjebak mereka. Padahal merekalah yang sesungguhnya paling berpotensi dirugikan dalam hal ini. Maka berikut ini adalah modus pria mengajak pasangannya berhubungan intim:

← Previous Page Next Page →