Menghadapi anak merupakan hal yang bisa menyenangkan namun juga bisa menyusahkan. Hal ini wajar karena pada masa ini anak anak akan memulai proses perjalanan hidup mereka. Pada tahap ini mereka biasanya akan banyak melakukan dan mencoba hal hal yang baru. Baik yang mereka kerjakan secara spontan maupun karena meniru dari orang lain. Sehingga tak jarang banyak orang tua yang begitu kerepotan saat menghadapi tingkah laku mereka. Terlebih pada anak yang memiliki tingkat agresif yang tinggi. Maka jangan heran ketika orang tua harus berbuat super ketat untuk menghadapi anak-anak tersebut.

Ada beberapa tindakan yang biasanya dilakukan oleh para orang tua saat menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan tingkah laku anak mereka. Salah satu diantaranya adalah dengan menggunakan ancaman. Hal ini dianggap cukup efektif untuk mencegah tindakan anak yang dapat membahayakan diri mereka dan kawan sebayanya.
Seperti kita tahu bahwa banyak anak yang suka melakukan hal-hal yang dianggap kurang baik bagi orang tua. Namun kegiatan ini merupakan hal yang sangat menyenangkan dan menantang bagi anak anak. Misalnya bermain di tempat yang kotor, bermain dengan benda-benda tajam, memanjat pohon atau bangunan, mempermainkan adiknya atau tindakan yang lain. Dan ketika  orang tua melarang anak untuk tidak melakukannya, banyak diantara anak-anak tersebut yang tidak mengindahkan larangan tersebut. Mereka tetap saja asyik dengan kegiatan tersebut. Hingga pada tahap ini orang tua banyak yang menggunakan ancaman untuk menghentikannya. Misalnya kalau tidak berhenti maka mereka tidak akan diajak jalan-jalan, tidak akan dibelikan mainan atau makanan kesukaannya dan ancaman yang lain.

Memang cara ini cukup praktis untuk menghentikan sementara kegiatan mereka yang dianggap berbahaya. Namun sesungguhnya ada hal negatif yang diajarkan pada anak-anak. Ketika orang tua secara tidak sengaja melanggar ancaman itu, maka anak akan menganggap bahwa ancaman yang diberikan tidak akan benar-benar dilaksanakan oleh orang tuannya. Artinya mengancam anak dapat menyebabkan anak-anak kebal akan keadaan yang akan mereka terima. Ini tentu dapat mempengaruhi kepercayaan emosional mereka akan orang tua mereka sendiri. Dan hal ini dapat berbahaya saat mereka menginjak remaja. Karena ancaman yang diberikan tidak lagi mempan bagi mereka.

Di sisi lain, penggunaan ancaman juga mengajarkan anak untuk bersikap keras dan emosional. Hal ini tentu disebabkan adanya perasaan emosional orang tua saat memberikan ancaman tersebut. Karena anak anak menjadi terbiasa untuk gampang menggunakan kalimat ancaman ketika mereka menuntut hak mereka. Baik kepada orang tua mereka maupun kawan -kawan mereka. Sehingga tentu ini merupakan proses yang tidak baik bagi anak maupun orang tua itu sendiri.

Sesungguhnya kita bisa menggunakan kelembutan untuk mencegah anak-anak dari tindakan yang dianggap berbahaya. Mengunakan bahasa yang lembut dengan penjelasan sederhana adalah salah satu cara untuk menghentikan kegiatan anak-anak yang berbahaya. Terlebih lagi jika kita menggunakan pujian dan kata-kata yang bijak dibandingkan menggunakan ancaman yang relatif lebih kasar. Misalnya dengan mengatakan anak cantik enggak boleh manjat-manjat . Atau anak pintar enggak boleh bermain ditempat jorok. Atau kata-kata lembut lainnya. Tentu kata-kata tersebut akan terasa nyaman di telinga anak dan juga bagi orang tua itu sendiri. Karena secara tidak langsung kita mengajarkan kebaikan saat melarang tanpa melukai perasaan si kecil. Dan dampak positifnya pasti akan mereka rasakan dan lakukan dalam proses kehidupan mereka selanjutnya.


Comments

No Responses to “Seberapa Efektifkah Ancaman Pada Anak?”