Memiliki anak merupakan ujian sesungguhnya bagi setiap orang tua. Satu sisi, mereka merupakan pengisi kesejukan dalam keluarga. Namun disisi lain mereka bisa menjadi pemancing emosi bagi orang tua. Dan keduanya sering muncul secara bergantian bahkan terus menerus. Dimana anak mampu membuat orang tua merasakan kebahagiaan dan kegembiraan akan tingkah mereka yang sering menggelikan dan menghibur. Namun ada saatnya mereka bertingkah laku yang membuat orang tua kesal dan memancing emosi. Hingga tak jarang yang meluapkan emosi mereka hingga sampai menggunakan kekerasan fisik pada anak-anak mereka.

Ada beberapa kebiasaan anak yang sering memancing emosi orang tua. Kebiasaan ini bisa berhenti dengan sendirinya namun bisa terus dilakukan hingga mereka dewasa. Tergantung apakan kebiasaan tersebut merupakan bentuk ekpresi bakat mereka atau hanya sekedar meniru orang lain. Berikut ini adalah kebiasaan -kebiasaan tersebut :


Mengacak-acak mainan
Setiap orang tua biasanya senang untuk membelikan mainan untuk anak-anak mereka. Tentu tujuannya adalah agar media mainan tersebut dapat membantu kecerdasan motorik mereka. Bisa berupa boneka, mainan masak-masakan, mainan kendaraan, buku, mainan edukasi atau mainan lainnya. Kebiasaan yang sering mereka lakukan adalah mengeluarkan dan mengacak-acak semua mainan mereka. Kemudian mereka akan malas untuk merapikan dan mengembalikan mainan yang mereka keluarkan ke tempatnya semua. Hal inilah yang yang kadang membuat orang tua marah. Walaupun anak-anak sudah diajarkan untuk merapikan mainan mereka, namun tetap saja banyak anak-anak tersebut yang malas untuk melakukannya.

Bermain ditempat yang kotor
Bagi anak-anak, bermain ditempat yang kotor merupakan hal yang menyenangkan. Misalnya bermain dengan tanah, pasir, lumpur, maupun ditempat yang becek. Di tempat tersebut mereka akan begitu menikmati dengan keadaan kotor yang mereka dapati. Sehingga tak jarang mereka akan tetap saja bermain di tempat yang kotor tersebut mesti diperingatkan berulang kali. Bagi orang tua tentu bisa menjadi masalah saat mereka berada ditempat yang kotor. Karena anak bisa tergigit binatang semisal semut. Atau mereka mendapati luka yang akan membekas pada bagian tertentu di tubuh mereka. Terlebih bagi mereka yang selalu terbiasa dengan lingkungan bersih.

Mencoret-coret tembok rumah
Ada masa dimana anak-anak akan gemar untuk menulis dan mencoret-coret apa saja. Hingga tembok rumah yang mulus menjadi korban dari kebiasaan mereka. Anehnya, meskipun orang tua sudah menyediakan buku atau papan tulis namun mereka tetap saja mencoret tembok rumah yang ada. Bagi anak-anak, coretan atau gambar yang mereka goreskan merupakan sesuatu yang bermakna dan merupakan kegiatan yang sangat mengasikkan. Tentu ini akan menjadi masalah bagi orang tua. Karena kebersihan dan keindahan rumah sedikit banyak akan tercemar.

Memanjat 
Kebiasaan anak-anak lainnya adalah memanjat. Kegiatan tersebut bisa mereka lakukan di jendela, pohon maupun tempat lainnya. Kebiasaan ini terkadang tidak hanya dilakukan oleh anak laki-laki namun anak kita yang perempuan pun senang untuk memanjat. dan tidak cukup hanya memanjat namun juga melompat dari tempat mereka memanjat. Bagi orang tua, tentu membuat khawatir karena bisa membahayakan anak mereka terlebih saat aksi tersebut tidak diketahui oleh orang yang lebih besar. Namun meskipun berulang kali diperingatkan, anak-anak tersebut masih tetap saja melakukan kebiasaan memanjat mereka.

Memukul orang lain
Meskipun tidak semua anak melakukan, kebiasaan memukul merupakan hal yang dilakukan oleh anak-anak.  Aksi tersebut sebenarnya bisa mereka dapatkan akibat contoh yang mereka dapatkan dari lingkungan mereka. Tentu kebiasaan memukul akan berdampak buruk bagi anak-anak tersebut. Karena mereka akan dianggap nakal dan dijauhi oleh teman sebayanya. Bagi orang tua, tentu bukan disikapi dengan emosi. Namun perlu memberikan pengertian yang baik yang mampu anak-anak pahami. Sehingga kebiasaan memukul akan berhenti dan tidak berdampak negatif.

Sesungguhnya sikap dan tingkah laku yang anak-anak lakukan tak jarang berasal dari contoh yang mereka lihat. Contoh tersebut bisa mereka dapatkan dari orang tua, lingkungan maupun kawan-kawan mereka. Dan sayangnya banyak orang tua yang kurang perhatian akan contoh buruk yang akan mempengaruhi sikap anak anak mereka tersebut. Dan sebaliknya mereka justru memarahi dan menggunakan kekerasan saat anak mereka melakukan kebiasaan buruk tersebut. Padahal alangkah baik dan bijaknya jika anak anak tersebut diberikan pengertian. Tentu butuh kesabaran karena masa mereka yang memang masih anak-anak yang belum mampu memahami dan menyerap semua nasehat kebaikan. Karena yang terpikir oleh mereka adalah bermain dan berbuat yang membuat mereka merasa senang. Maka orang tua cukup menganggap semua kebiasaan tersebut sebagai bagian dari proses kehidupan mereka. Sehingga sikap antisipasi yang diberikan tidak mengedepankan emosi.

Comments

No Responses to “Kebiasaan Anak Yang Memancing Emosi Orang Tua”