Antrian membeli bahan bakar sebenarnya bukan hal yang baru bagi masyarakat Indonesia. Terlebih bagi mereka yang tinggal di luar pulau Jawa. Pasca diumumkannya rencana kenaikan bahan bakar yang akan berlaku mulai 1 April nanti, banyak masyarakat yang kembali harus merasakan susahnya membeli bahan bakar. Terlebih mencari bahan bakar bensin. 

Ada banyak alasan yang mendorong semakin maraknya kembali antrian di SPBU. Bagi mereka yang mencari nafkah dari menjual bensin, tentu ini adalah kesempatan emas untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Karena sekarang saja harga bensin bisa mereka jual diatas Rp.6000. Padahal harga di SPBU hanya Rp. 4.500 setiap liternya. Maka bisa dibayangkan berapa keuntungan yang didapat jika harga bensin menjadi Rp.6.500. Sementara mereka membeli bensin masih dengan harga lama. Dapat dipastikan  mereka bisa menjual bensin diatas harga Rp. 8000. Ini tentu hanya hitungan sederhana.

Kondisi inilah yang membuat banyak pedagang dadakan yang marak menjual bensin secara eceran. Sehingga menambah jumlah orang yang ikut mengantri membeli bahan bakar. Ketika mereka yang membeli bahan bakar untuk kepentingan kendaraan saja sudah susah, apalagi ditambah para pedagang eceran. Maka yang terlihat adalah antrian yang begitu panjang di hampir setiap SPBU, khusunya yang berada di daerah. Ada banyak sekali antrian panjang baik pengguna motor maupun mobil. Ditambah dengan antrian bahan bakar yang menggunakan drigen. Maka kalau tidak ada sikap sabar dan saling menjaga emosi, tak sedikit keributan terjadi  akibat berebut giliran membeli bensin.

Bagi mereka para pejabat dan pemerintah tentu tidak akan pernah merasakan kondisi ini. Namun bagi mereka masyarakat menengah kebawah tentu menjadi hal yang biasa. Maka benar saja setiap keputusan selalu saja yang di buat susah adalah rakyat.  Karena kebijakan tersebut tidak berlaku untuk para pejabat kita. Maka masyarakat miskin hanya bisa pasrah saja menerima semua kesulitan ini.

Comments

No Responses to “Maraknya Antrian Di SPBU Pasca Rencana Kenaikan BBM”