Terminal Rajabasa merupakan terminal yang berada di gerbang Pulau Sumatera. Tepatnya berada di Kota Bandar Lampung Propinsi Lampung, sekitar 92 km dari Pelabuhan Bakauheni. Dari dulu terminal ini mendapat predikat miring sebagai terminal paling angker karena banyaknya kejahatan yang sering terjadi di sana. Bahkan saking angkernya hingga diisukan sebagai salah satu terminal yang paling angker di Asia Tenggara.


Maklum memang kalau predikat tersebut disematkan. Karena terminal ini tak hanya kurang ramah bagi pendatang baru. Mereka yang sudah lama menetap di Lampung pun tak jarang yang kerap mendapat aksi kejahatan di terminal ini. Berbagai macam modus kejahatan terjadi di sana. Mulai dari copet, penodong, jambret  hingga  perampok ada di sana. Pelakunya pun beragam. Ada yang beraksi secara individu dan ada juga yang berkelompok. Dari yang masih amatiran sampai yang sudah lihai melakukan aksi kejahatan mereka. Di tahun 90 an hingga awal tahun 2000, kita bisa menyaksikan dengan mata kepala sendiri aksi kejahatan terjadi disana. Seperti penumpang yang ditarik sana sini, penumpang yang disilet tas ataupun celananya, hingga penodongan dan penjambretan. Terlebih lagi mereka yang terlihat dari raut muka jarang bepergian, katrok, pasti menjadi sasaran empuk pelaku kejahatan. Pokoknya serem dan angker kesannya. Karena itu banyak mereka yang menghindari masuk ke terminal ini. Apalagi jika mereka masuk ke terminal ini pada malam hari. Walaupun terminal ini buka 24 jam.

Akan tetapi kesan angker itu perlahan-lahan mulai sirna saat ini. Peranan pemerintah yang telah bekerja keras, telah memberikan kesan yang berbeda kini. Adanya Bangunan baru di beberapa lokasi telah memberikan kesan yang dulunya semrawut dan serem menjadi lebih ramah dan bersahabat. Misalnya tempat ruang tunggu yang lebih nyaman. Tempat menurunkan dan menaikkan penumpang yang lebih tertata dan luas. Adanya masjid yang cukup sebagai sarana untuk melepaskan lelah dan sekaligus untuk sholat. Serta adanya aparat keamanan yang berjaga-jaga untuk mencegah aksi kejahatan.

Selain itu seringnya razia preman lumayan ampuh untuk menekan aksi kejahatan di terminal ini. Walaupun belum bersih 100% dari kesan angker dan seram dari aksi kejahatan, namun sudah banyak menekan aksi kejahatan di sana  saat ini. Rasanya mereka yang mau dan hendak masuk dan keluar dari pulau Sumatera tak perlu terlalu merasa khawatir. Sekedar hati-hati dan waspada tentu perlu. Namun ketakutan yang berlebihan akan keangkeran terminal ini sudah semestinya dihilangkan.

Kemajuan pendidikan dan pola pikir masyarakat  memiliki peranan yang sangat penting untuk merubah paradigma berpikir masyarakat yang ada di sana. Dari masyarakat yang menganut azas menang kalah,  kuat lemah, menjadi masyarakat yang sopan dan santun serta saling membantu baik orang yang sudah dikenal maupun mereka yang masih asing. Masyarakat yang bukan mencari kesempatan dalam kesempitan. Namun  menolong mereka yang membutuhkan bantuan. Memang masih perlu kerja keras dari semua pihak yang terkait, untuk semakin menciptakan lingkungan terminal yang nyaman dan aman. Sehingga terkenal bukan karena sisi negatifnya namun karena nilai positif yang dimiliki. Dan semoga  Propinsi Lampung sebagai gerbang Pulau Sumatera, mampu menciptakannya.

Comments

11 Responses to “Keangkeran Terminal Rajabasa Dulu dan Kini”

  1. (tuan) Putrie Jrs ♛ on 26 Februari 2012 pukul 17.27

    Wuh, Angker dari segi kriminal rupanya :D

    Saya follow Blognya yaa, semoga segan follow balik :)

  2. Beauty Journal on 26 Februari 2012 pukul 17.37

    di ajari pendidikan kesadaran, sadar akan makna kehidupan

  3. Unknown on 26 Februari 2012 pukul 19.37

    he...angker.terimakasaih atas kunjunganya..sip.

  4. Unknown on 27 Februari 2012 pukul 08.41

    Bakauheni tu jg serem calo-calonya..

    Ane yg org lampung aj ngeri

  5. Unknown on 27 Februari 2012 pukul 09.01

    wah keren peranan pemerintahnya
    bisa kali folow back www.radenbayuherlambang.blogspot.com

  6. Unknown on 27 Februari 2012 pukul 14.37

    Ya kita sebagai msyarakat pengguna perlu kritis dan ikut ambil bagian..walau skedar memberi masukan lwat blog..saya follow back..thanks for visiting my blog..

  7. Fauzan Aziz on 28 Februari 2012 pukul 03.05

    yaaah begitulah lampung dari dulu sampai sekarang pun tak ada perubahan... bagus gan.... follow neeeh...belajar neblog neeeh http://azkiablog.blogspot.com/

  8. Unknown on 28 Februari 2012 pukul 05.20

    ok brother.thanks untuk kunjunganya.nanti saya main and follow.

  9. Unknown on 15 Juni 2017 pukul 21.55

    Rajabasa kita

    tidakmungkin01.blogspot.com

  10. Admin on 21 Maret 2018 pukul 08.30

    Kehidupan terminal yg keras

  11. Unknown on 28 April 2020 pukul 21.42

    Nenek saya dari gerbang ngojek pengen ke warung saya di puterin sampe unila biar dikira jauh